Minggu, 14 Februari 2016

Pertunjukan Musikalisasi Puisi "Melodi indah bait-bait hati"

“Terimalah seluruh keluhku dan rangkai bunga itu dan peluhku yang masih melekat di liat lehermu. Esok aku kembali. Menjemput sepasang sekam matamu dan membacakan sebuah puisi” (Puisi Cecep Syamsul Hari, 1997)



IKEBANA, judul dari puisi karya Cecep Syamsul Hari di atas yang dijadikan nama dari sebuah pertunjukan musikalisasi puisi, rabu, 21 november 2007 lalu, berhasil merenggut hati sebagian besar penonton pada malam itu dengan berbagai makna yang tersimpan dalam hatinya masing-masing. Acara yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam 30 menit, dari pukul 18.30 sampai 21.00 ini diselenggarakan oleh Sanggar Praktikum Apresiasi Puisi Prodi Pendidikan Jurusan Pendidikan Sastrasia FPBS UPI di lantai 2 gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Sorak sorai penonton saat pertunjukan dimulai, membuat ramai gedung PKM UPI yang hening dan dingin. Kondisi kampus Universitas Pendidikan Indonesia dan sekitarnya yang baru saja diguyur hujan lebat hingga membuat jalanan becek, berlumpur dengan dihiasi angin malam yang dingin dan lembab, tak mengurangi semangat para penonton yang malam itu hadir dalam bermacam suasana hati untuk menyatukan diri dan hati mereka dengan melodi indah dari bait-bait hati sang pujangga.
Satu demi satu puisi karya Cecep Syamsul Hari, Nenden Lilis A., dan Efrosina diapresiasikan dengan begitu bagus oleh T-Sand dan oleh grup musikalisasi puisi dari Ari Kapin dengan alunan musiknya yang membuat puisi tersebut lebih bermakna. Seperti saat T-Sand membawakan sebuah puisi yang berjudul “Aku Ingin Melukismu” karya Nenden Lilis A.(1992), yang juga adalah salah satu dosen mata kuliah Bahasa Indonesia di UPI, sukses membuat penonton terdiam memaknai setiap katanya, meskipun vokalis yang membawakannya terlihat kurang memeberikan ekspresi yang menggambarkan makna puisi tersebut.
Selain itu, salah satu puisi yang juga dimusikalisasi dalam acara tersebut adalah “Ikebana” karya Cecep Syamsul Hari (1997), seperti yang kita ketahui, ikebana merupakan seni merangkai bunga di negeri sakura, dalam puisi ini juga terdapat kata-kata yang memaknai ikebana secara denotasi dan konotasi. Arti denotasinya tersirat dalam kata-kata “…Merangkai daun pakis dan mawar merah dan gladiul…”, juga dalam kata-kata “…dan rangkai bunga itu…”, sedangkan konotasinya adalah makna yang ada dalam puisi tersebut yang menceritakan sebuah rangkaian cinta yang rumit. Grup musikalisai puisi dari ari kapin yang membawakan puisi ini dengan begitu mengesankan, dari paduan musik dan dari performance vokalisnya yang pintar mengekspresikan makna puisi tersebut, mengundang gemuruh sorak dan tepuk tangan penonton pada saat itu.
Musikalisasi puisi merupakan salah satu bentuk mengapresiasikan karya sastra melalui seni, yang dalam hal ini adalah mengapresiasikan puisi melalui seni musik. Paduan melodi dari berbagai alat musik, membentuk sebuah simfoni yang menggambarkan, bahkan memperkuat makna dari setiap puisi yang dibawakan bersamanya. Sehingga meski tidak semua orang yang hadir dalam acara tersebut mengerti tentang sastra atau memahami makna dari setiap puisi yang dibawakan, namun dengan selarasnya musik yang mengalun dengan isi dari puisi tersebut, maka setiap orang yang ada di dalam ruangan yang tidak terlalu besar itu dapat menikmati pertunjukan yang disuguhkan oleh setiap pengisi acara.
Alunan piano Yopie dari grup musikalisasi puisi dari ari kapin di setiap puisi yang dibawakannya, menorehkan kesan tersendiri dari beberapa penonton yang hadir dalam acara itu, “wuih subhanallah, keren pisan, tangannya seperti bergerak sendiri ketika memegang tuts piano,” ujar Tsani, salah satu mahasiswa Prodi PGTK UPI yang saat itu menonton pertunjukan tersebut.
Malam itu, tidak hanya pengisi acara yang tampil membawakan puisi di atas pentas, tapi beberapa penonton pun diajak untuk mengapresiasikan puisi yang mereka sukai. Dan saat malam mulai larut, akhirnya penampilan terakhir dari grup musikalsasi puisi dari ari kapin menutup serangkaian pertunjukan musikalisasi puisi “ikebana” dengan meninggalkan kesan-kesan tersendiri yang tersembunyi dihati setiap orang yang hadir di acara itu.





Oleh : Auliana Cahya Ifani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar