Apakah
pendidikan anak usia dini itu penting? Kemudian apakah setiap orang mengetahui
pentingnya pendidikan anak usia dini? Tentu saja pendidikan anak usia dini itu
penting, dan setiap orang tahu akan hal itu, namun ketika pertanyaannya
dipersempit apakah sekolah TK (Taman Kanak-kanak) itu penting? Mungkin tidak
setiap orang menjawab bahwa itu penting, padahal sebelumnya mungkin orang
tersebut mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini itu penting. Mengapa dapat
demikian? Jelas saja, pendidikan itu memiliki arti yang luas, pendidikan bukan
hanya dapat diterima di bangku sekolah formal, namun pendidikan orang tua di
rumah pun itu pendidikan. Contoh kecil saja, wajib belajar 9 tahun itu dimulai
dari pendidikan dasar atau SD (sekolah dasar) selama 6 tahun hingga SMP
(Sekolah Menengah Pertama) selama 3 tahun. Terlihat bahwa pemerintah pun hanya
mewajibkan warga negaranya untuk sekolah SD – SMP, tidak memasukan TK ke dalam
rangkaian pendidikan yang wajib diikuti oleh tiap warganya. Namun khusnuzonnya
adalah pemirintah memiliki pertimbangan dan alasan yang baik sebelum
mengeluarkan kebijakan tersebut.
Walau
demikian, saya anggap semua orang memang mengetahui bahwa pendidikan anak usia
dini itu penting, karena melihat pada zaman sekarang mulai bermunculan
lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini baik yang formal maupun non formal. Mungkin
akan muncul pertanyaan lagi? Untuk apa saya mengungkapkan hal di atas kalau
saya menganggap semua orang memiliki pemikiran yang sama bahwa pendidikan anak
usia dini itu penting? Ya, saya ingin membuka pikiran kita dahulu bahwa tidak
semua orang memiliki perspektif yang sama, sehingga saya akan lebih leluasa
mengemukakan pendapat saya tanpa harus memaksakan bahwa pembaca harus setuju
dengan apa yang saya tuliskan disini.
Lembaga-lembaga
pendidikan anak usia dini yang kini mulai menjamur bagi sebagian orang
merupakan sebuah kemudahan untuk mendapatkan pendidikan sedini mungkin. Tapi
jika kita jeli, tidak setiap lembaga pendidikan anak usia dini dapat memberikan
pelayanan yang baik pada konsumennya. Mengapa konsumen? Karena saya juga
melihat bahwa lembaga-lembaga pendidikan yang ada itu kini tak hanya untuk
kepentingan mencapai cita-cita bangsa, namun juga sebagai lahan bisnis bagi
setiap orang. Ok, saya tidak keberatan dengan adanya orang-orang yang melakukan
hal yang demikian, karena justru sepengetahuan saya lagi, sekolah-sekolah yang
memiliki unsur bisnis di dalamnya, mereka yang mengelolanya itu tidak
main-main, sekolah-sekolah mereka memiliki pengelolaan pendidikan yang bagus
jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah biasa. Contoh saja <bukan maksud
mengintimidasi salah satu pihak>, TK berbasis Internasional atau TK Al-Azhar
yang sudah memiliki nama besar jika kita membandingkannya dengan TK yang ada di
kelurahan saya, jelas kualitasnya berbeda. Lantas mengapa saya mengungkapkan
ini? Apakah saya ingin memperlihatkan bahwa sekolah yang mahal dan memiliki
fasilitas yang lengkap itu lebih baik dari sekolah biasa, seperti TK saya
dahulu? Kalau kita membandingkan itu semua, jelas TK dimana saya sekolah dulu
kalah jauh, tapi bukan itu point dari pembicaraan ini, jika saya diberikan
pertanyaan, apakah TK biasa yang notabene murid-muridnya itu kelas menengah
kebawah tidak bisa memiliki kualitas yang baik, setara atau bahkan lebih baik
dari sekolah yang berbasis internasional? Tentu saja bisa! Saya yakinkan itu
semua dapat terjadi! Mengapa saya begitu yakin, karena tidak ada yang tidak
mungkin di dunia ini.
Ada
seorang dosen saya mengatakan bahwa ”pendidikan itu memang harus mahal”,
awalnya saya berpikir negatif pada dosen saya itu, namun ketika beliau
menjelaskan bahwa ”memang benar pendidikan itu haruslah mahal, tapi biaya yang
mahal itu seharusnya tidak ditanggung oleh peserta didik”, saya sangat setuju
dengan pernyataan itu. Memang benar, pendidikan harus mahal, karena untuk
menciptakan pendidikan yang berkualitas itu juga membutuhkan biaya yang tidak
sedikit, tetapi masalahnya sekarang adalah beban untuk mewujudkan itu ada di
pundak para konsumen pendidikan atau peserta didik, apa itu salah? Jelas saja
salah, dana RAPBN untuk pendidikan di Indonesia itu adalah 20%, sebuah angka
yang tidak terlalu besar, tapi bernilai besar. Namun perwujudan itu semua tidak
semudah membalikan telapak tangan walaupun seharusnya semudah itu. Wal hasil,
banyak pihak yang tidak merasakan kebijakan tersebut.
Terlepas
kepada siapa beban pendidikan yang mahal itu harus ditanggung, ada hal yang
tidak kalah penting dan akan kita bahas pada kesempatan kali ini. Pengelolaan
pendidikan, suatu hal yang sering kita dengar namun terkadang kita salah
menafsirkannya. Mengelola di sini bukan hanya mengelola sekolah agar dapat
mencetak siswa yang berkualitas, meskipun itu merupakan output dari sebuah
sistem pendidikan, tapi tidak sesederhana yang kita bayangkan. Ada banyak hal
yang harus kita perhatikan dalam melakukan pengelolaan pendidikan. Adapun yang
tercakup dalam proses pengelolaan pendidikan, diantaranya :
- Manajemen Implementasi Kurikulum à
berkaitan dengan proses pengaturan, pengembangan dan inovasi kurikulum
yang diterapkan di sekolah.
- Manajemen Peserta Didik à berkaitan
dengan semua hal yang menyangkut peserta didik, dari proses penerimaan,
seleksi, pengorganisasian, pengelompokan, fasilitas-fasilitas dan
pelayanan yang menunjang peserta didik, dan sebagainya hingga proses
evaluasi dan output pendidikan.
- Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan à
berkaitan dengan proses pengelolaan pendidik (tutor atau pemateri) dan
tenaga kependidikan (pegawai tata usaha,dsb), seperti proses seleksi,
manajemen kerja, pengembangan karier, dsb.
- Manajemen Keuangan Pendidikan à
menyangkut proses pengelolaan keuangan sekolah yang meliputi tahap
budgeting atau penganggaran, akuntansi, hingga proses auditing.
- Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan à
berkaitan dengan berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
mutu pendidikan berdasarkan beberapa aspek, seperti pengembangan aspek
tujuan pendidikan, kepemimpinan, dlsb.
Secara umum, pengelolaan pendidikan
yang dapat kita lakukan adalah sebagaimana disebutkan di atas. Saya rasa jika
seluruh manajemen dapat dilakukan dengan baik, sekolah atau lembaga pendidikan
tersebut akan berkembang menjadi sekolah atau lembaga pendidikan yang
berkualitas dan akan menghasilkan output yang berkualitas pula. Selain itu ada
beberapa hal yang membuat pengelolaan pendidikan itu penting, diantaranya :
- Perkembangan zaman dalam ipteks dan informasi yang
semakin pesat menuntut pengelolaan yang setara dan dapat meng-cover
seluruh kemajuan-kemajuan tersebut;
- Perlengkapan dan fasilitas pendidikan yang semakin
banyak memerlukan perlakuan dan pengelolaan yang baik agar dapat digunakan
secara efektif dan efisien;
- Tuntutan masyarakat yang menginginkan peningkatan
kualitas pendidikan;
- Dan lain sebagainya.
Namun pada kenyataanya, pelaksanaan
pengelolaan pendidikan di sekolah, khususnya lembaga pendidikan anak usia dini
seperti TK belum dapat terlaksana dengan optimal. Mengapa? Banyak faktor yang
menjadi penyebab hal tersebut. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari
dalam maupun dari luar lembaga tersebut, untuk lebih jelas berikut uraian beberapa
faktor-faktor tersebut :
- Faktor Intern (dari dalam lembaga) :
a.
Kurangnya pemahaman para pendidik dan tenaga pendidikan
akan pentingnya pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
b.
Kurangnya pengetahuan mengenai pengelolaan pendidikan
seharusnya dilakukan di sekolah secara terintegrasi atau terpadu.
c.
Merasa nyaman dengan keadaan yang sudah ada, sehingga
enggan untuk beralih menuju perubahan sekalipun perubahan ke arah yang lebih
baik.
- Faktor Ekstern (dari luar lembaga) :
a.
Tidak seluruh lapisan masyarakat mengerti pentingnya
pengelolaan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan terutama bagi
pendidikan anak usia dini, sehingga tuntutan masyarakat pada lembaga-lembaga
PAUD yang ada pun tidak terlalu tinggi, bahkan terkesan apatis atau acuh tak
acuh. Meskipun tetap tidak dapat dipungkiri ada sebagian masyarakat yang sudah
menyadari itu.
b.
Pemerintah daerah kurang memperhatikan kemajuan lembaga
PAUD yang ada, karena terkesan ”yang penting ada PAUD”, tidak peduli bagaimana
kualitasnya. Hal ini menyebabkan dari pihak lembaganya sendiri jadi tidak
berupaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pengelolaan pendidikannya.
Begitulah
kenyataan yang banyak saya temui di lembaga-lembaga PAUD baik formal maupun non
formal, sehingga dapat saya katakan pengelolaan pendidikan di lembaga PUAD itu
”Antara Ada dan Tiada”. Jelas alasannya adalah karena meskipun sudah banyak
lembaga PAUD yang mencoba melakukan pengelolaan pendidikan secara keseluruhan,
namun hal tersebut tidak begitu terlihat dengan jelas dan terkesan tidak
terintegrasikan satu sama lainnya. Tapi tidak dapat disalahkan juga jika hal
tersebut banyak terjadi, mengapa lagi? Ya, sebab pendidikan anak usia dini
memang tidak begitu memrlukan pengelolaan yang begitu rumit, hal ini didukung
dengan kondisi perangkat-perangkat pendidikan yang belum begitu konpleks
seperti jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga dapat kita lihat bahwa
banyak lembaga PAUD yang belum memerlukan pengelolaan pendidikan yang ideal
sesuai dengan kaidahnya seperti yang sudah saya jelaskan dengan singkat di
atas.
Pada
akhir pembicaraan kita kali ini, saya tetap merasa bahwa pengelolaan pendidikan
yang menyeluruh dan terpadu di lembaga pendidikan anak usia dini itu harus
tetap ada. Peningkatan kualitas dan mutu pendidikan yang sedang gencar
dilakukan di Indonesia hendaknya menyentuh lembaga-lembaga pendidikan anak usia
dini juga. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa pendidika anak usia
dini itu begitu penting bagi perkembangan generasi bangsa selanjutnya, oleh
karena itu pengelolaan pendidikan yang baik pun juga tidak kalah pentingnya dan
diperlukan bagi lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, baik lembaga formal
maupun lembaga non formal.
Oleh : Auliana Cahya Ifani (2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar