I. Perkembangan masa Anak-anak
Masa anak-anak dimulai setelah
melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2 tahun
sampai saat anak matang secara seksual, yakni kira-kira usia 13 tahun untuk
wanita dan 14 tahun untuk pria. Selama periode ini (kira-kira 11 tahun bagi
wanita dan 12 tahun bagi pria) terjadi sejumlah perubahan yang signifikan, baik
secara fisik maupu psikologis. Sejumlah ahli membagi masa anak-anak menjadi
dua, yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir.
1. Masa anak-anak awal
a. Perkembangan Fisik
Selama masa anak-anak awal,
pertumbuhan fisik berlangsung labat disbanding dengan tingkatpertumbuhan selama
masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai munculnya
tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira dua tahun menjelang anak matang secara
seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama masa anak-anak pertumbuhan fisik
mengalami perlambatan, namun keterampialan-keterampilan motorik kasar dan
motorik halus justru berkembang pesat.
b. Tinggi dan Berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi
rata-rata anak bertumbuh 2.5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg
setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya
sekitar 16,5 kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43.6 inci dan beratnya
21,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969). Ketika anak usia prasekolah
bertumbuh makin besar, persentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang
setiap tahun. Selama masa ini, baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin
langsing, sementara batang tubuh mereka makin panjang.
c. Perkembangan Otak
Di antara perkembangan fisik yang sangat
penting selama masa anak-anak awal ialah perkembangan otak dan sistem saraf
yang berkelanjutan. Meskipun otak terus bertumbuh pada masa awal anak-anak,
namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia
2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa. dan pada usia 5
tahun, ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa (Yeterian
& Pandya, 1988).
Pertumbuhan otak selama awal masa
anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang
berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Ujung-ujung urat saraf itu
terus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa remaja. Beberapa pertambahan
ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses
di mana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel
lemak. Proses ini berdampak terhadap peningkatan kecepatan informasi yang
berjalan melalui sistem urat saraf. Beberapa ahli psikologi perkembangan
percaya bahwa myelination adalah penting dalam pematangan sejumlah kemampuan
anak-anak.
d. Perkembangan
Motorik
Perkembangan fisik pada masa anak-anak
ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus.
Sekitar usia 3 tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan sekitar usia 4
tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Usia 5 tahun anak sudah
terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara, seperti maju
dan mundur, jalan cepat dan pelan-pelan, melompat dan berjingkrak, berlari ke
sana ke magi, memanjat, dan sebagainya yang semuanya dilakukan dengan lebih
halus dan bervariasi. Anak usia 5 tahun juga dapat melakukan tindakan-tindakan
tertentu secara akurat, seperti menyeimbangkan badan di atas satu kaki,
menangkap bola dengan baik, melukis, menggunting dan melipat kertas, dan
sebagainya. Secara singkat mengenai perkembangan motorik pada masa anakanak
awal ini dapat digambarkun dalam tabel di bawah ini :
Perkembangan Motorik Masa Anak-anak Awal
Usia (Tahun)
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
2,5 – 3,5
|
Berjalan dengan
baik, berlari lurus kedepan, dan melompat.
|
Meniru sebuah
lingkaran, tulisan cakar ayam, dapat makan menggunakan sendok, dan menyusun
beberapa kotak.
|
3,5 – 4,5
|
Berjalan dengan 80
% langkah orang dewasa, berlari 1/3 kecepatan orag dewasa, melempar dan
menangkap bla besar, tetapi lengan masih kaku.
|
Mengancingkan baju,
meniru bentuk sederhana, dan membuat gambar sederhana.
|
4,5 – 5,5
|
Menyeimbangkan
badan di atas satu kaki, berlari jauh tanpa jatuh, dan dapat berenang dalam
air yang dangkal.
|
Menggunting,
mengambar orang, meniru angka dan huruf sederhana, membuat susunan yang
kompleks dengan kotak-kotak.
|
2. Masa pertengahan
dan anak-anak akhir
a. Perkembangan Fisik
Masa
pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat
dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas,
kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini
pertumbuhan berkembang pesat. Karena itu, masa ini
sering juga disebut sebagai "periode tenang" sebelum pertumbuhan yang
cepat menjelang masa remaja. Meskipun merupakan "masa
tenang", tetapi hal ini tidak berarti bahwa pada masa ini tidak terjadi
proses pertumbuhan fisik yang berarti. Berikut ini akan dijelaskan beberapa
aspek dari pertumbuhan fisik yang terjadi selama periode akhir anak-anak, di
antaranya keadaan berat dan tinggi badan, keterampilan motorik.
b. Keadaan Berat dan Tinggi Badan
Sampai
dengan usia sekitar 6 tahun terlihat badan anak bagian atas berkembang lebih
lambat daripada bagian bawah. Anggotaanggota badan relatif masih pendek,
kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi
bertumbuh sekitar 5 hingga 6% dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun.
Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg.
Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inci dan berat 80 hingga
42,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969).
Jadi,
pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang
badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar.
Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pada saat yang sama, kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan
gemuk bayi (baby fat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena
faktor keturunan dan latihan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot,
maka umumnya anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan (Santrock,
1995).
Pertumbuhan
fisik selama masa ini, di samping memberikan kemampuan bagi anak-anak untuk
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas baru, tetapi juga dapat menimbulkan
permasalahanpermasalahan dan kesulitan-kesulitan secara fisik dan psikologis
bagi mereka (Seifert & Hoffnung, 1994).
c. Perkembangan Motorik
Dengan
terus bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa pertengahan dan
akhir anak-anak ini perkembangan motorik menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak terlihat lebih
cepat dalam berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga makin mampu menjaga
keseimbangan badannya. Penguasaan badan, seperti membongkok, melakukan
bermacam-macam latihan senam serta aktivitas olah raga berkenibang pesat.
Sejak
usia 6 tahun, koordinasi antara mata dan tangan (visiomotorik) yang dibutuhkan
untuk membidik, menyepak, melempar dan menangkap juga berkembang. Pada usia 7
tahun, tangan anak semakin kuat dan is lebih menyukai pensil daripada krayon
untuk melukis. Dari usia 8 hingga 10 tahun, tangan dapat digunakan secara
bebas, mudah dan tepat. Koor- dinasi motorik halus berkembang, di mana anak
sudah dapat menulis dengan baik. Ukuran huruf menjadi lebih kecil dan lebih
rapi. Pada usia 10 hingga 12 tahun, anak-anak mulai memperlihatkan keterampilanketerampilan
manipulatif menyerupai kemampuan-kemampuan orang dewasa. Mereka mulai
memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, yang diperlukan
untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan instrumen
musik tertentu (Santrock, 1995).
Untuk
memperhalus keterampilan-keterampilan motorik mereka, anak-anak terus melakukan
berbagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik ini dilakukan dalam bentuk permainan
yang kadang-kadang bersifat informal, permainan yang diatur sendiri oleh anak,
seperti permainan umpet-umpetan, di mana anak menggunakan keterampilan
motornya. Di samping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas
permainan olahraga yang bersifat formal, seperti olahraga senam, berenang, atau
permainan hoki.
Anak-anak masa sekolah ini mengembangkan
kemampuan melakukan permainan (game) dengan peraturan, sebab mereka sudah dapat
memahami dan menaati aturan-aturan suatu permainan. Pada waktu yang sama,
anak-anak mengalami peningkatan dalam koordinasi dan pemilihan waktu yang
tepat dalam melakukan berbagai cabang olahraga, baik secara individual ataupun
kelompok.
Partisipasi di berbagai cabang olahraga, dapat memberi
konsekuensi positif dan negatif bagi anak-anak. Di satu sisi, partisipasi
anak-anak dalam bidang olahraga dapat memberi latihan dan kesempatan untuk
belajar bersaing, meningkatkan harga diri (self-esteem), dan memperluas pergaulan
dan persahabatan dengan teman-teman sebaya. Tetapi di sisi lain, olahraga juga
menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak. Mereka mengalami terlalu banyak
tekanan untuk berprestasi dan menang, cidera fisik, harus bolos dari tugas
akademis, berusaha mencapai harapan-harapan yang tidak realistis untuk menjadi
atlit yang sukses.
II. Perkembangan Masa Remaja
Remaja
sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang
relative baru dalam kajian psikologi. Di Negara-negara Barat, istilah remaja
dikenal dengan “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa latin “adolescere”,
yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa.
a. Perkembangan Fisik
Perubahan-perubahan fisik merupakan
gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap
perubahan-perubahan psikologis (Sarwono, 1994). Pada mulanya, tanda-tanda
perubahan fisik dari masa remaja tdalam kontekspubertas. Dalam konteks ini,
kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat.
Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang
cepat, yang disebut “growth spurt” (percepatan pertumbuhan), di mana terjadi
perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan.
Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak
laki-laki. Umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat pada usia
10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12,5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin,
pertumbuhan cepat ini berlangsung selama kira-kira 2 tahun.
b. Perubahan dalam Tinggi dan Berat
Tinggi
rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59
atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah
69 inci, sedangkan tinggi rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci. Tingkat
pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 untuk anak perempuan
dan 2 tahun kemudian untuk anak lelaki. Dalam tahun itu, tinggi kebanyakan anak
perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah
lebih dari 4 inci (Zigler & Stevenson, 1993).
Ada
pun faktor penyebab laki-laki rata-rata lebih tinggi dari pada perempuan adalah
karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat
dibandingkan dengan anak-anak perempuan. Dengan demikian, mereka mengalami
penambahan pertumbuhan selama 2 tahun pada masa anak-anak. Tinggi rata-rata
anak perempuan pada saat ia memulai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54
atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau
60 inci. Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan anak perempuan selama
masa remaja sekitar 9 atau 10 inci dan setelah itu pertumbuhan relatif lebih
sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-rata
pria (Seifert & Hoffnung, 1994).
Percepatan
pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13
kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak-anak perempuan (Malina, 1990).
Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja, namun ia
lebih mudah dipengaruhi, seperti melalui diet, latihan, dan gaya hidup umumnya.
Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan dibandingkan
dengan tinggi.
c. Perubahan dalam Proporsi Tubuh
Seiring
dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa
remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang
sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini
terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional.
Perubahan proporsi tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku
dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan
tangan dan kakinya.
Perubahan-perubahan
dalam proporsi tubuh selama masa remaja, juga terlihat pada perubahan ciri-ciri
wajah, dimana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit
sekarang bmenjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. Di
samping itu, dalam perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan
otot, sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak tubuh.
III. Proses Perkembangan dan Perubahan
Manusia
“Umur
1 – 4 tahun”
Pada
usia ini tingkat ketergantungan mulai berubah. Aktivitas yang semula serba
dependen perlahan beralih menjadi independen. Seiring dengan kemajuan dalam kemampuan bahasa, gerak, dan kemampuan komunikasi
dengan dunia luarnya, ia akan lebih mudah mengungkapkan kebutuhan dan
keinginannya. Perbendaharaan kata yang dimiliki semakin banyak, dan anak mulai
pandai menirukan kata yang didengarnya.
Orang tua yang mengasuhnya pun lebih mudah mengerti apa yang dikehendaki
si anak, karena anak sudah dapat berkomunikasi dengan lebih baik. Dengan
kemampuannya itu, ditambah dengan keterampilan motoriknya yang mulai dapat
memegang, memeriksa , dan mencoba sesuatu, ia akan semakin banyak melakukan
eksplorasi terhadap lingkungannya. Ia akan senang untuk membongkar-bongkar dan
mengobrak-abrik semua tempat.
Semakin
ia besar dan mengerti perbedaan dirinya dengan dunia luar, disini akan timbul
pertentangan. Pertentangan terjadi karena si anak belum mengenal kepentingan
lain selain kepentingan dirinya sendiri, sehingga kerapkali akan terjadi
pertentangan dengan kepentingan orang tuanya.
Dalam
usia 2-3 tahun anak memasuki fase gemar
memprotes segala hal. Setiap ajakan akan ditolak dan diprotesnya. Masa ini
disebut masa kopigheid’s periode (masa keras kepala), atau ada pula yang
menyebutnya sebagai masa negativistik.
Anak seperti berusaha berpegang pada suatu pendirian, walau setelah itu
ia juga akan menentang ajakan sebaliknya.
Dalam
usia 4 tahun, anak senang bermain-main dengan anak lain. Keingintahuannya
meluas dan ia sudah dapat berfantasi
akan kesenangannya. Pola interaksi
dengan orang tua juga mulai agak berubah. Orang tua sudah melihatnya sebagai anak yang agak besar, bukan anak bayi
lagi, yang tidak lagi harus ditunggui
setiap saat oleh ibunya. Di sinilah anak kadang kembali mengalami separation
anxiety, karena ia tak lagi selalu di dekat ibunya. Hal ini juga sering terjadi bila ibu
melahirkan adiknya, di mana perhatian seluruh keluarga lebih banyak
tercurah bagi si adik bayi yang baru
lahir.
Aktifitas
juga akan meningkat. Anak seperti tidak bisa diam, maunya naik turun tempat
tidurnya, mencoba jalan-jalan, dan lain sebagainya. Pada masa ini orang tua sering terlalu khawatir dan
akhirnya semakin keras dan melarang
anaknya untuk banyak bermain. Sebenarnya hal ini dapat memberi pengaruh kurang
baik, sebab anak yang semula aktif dan bersemangat menjelajahi dunianya,
menjadi berkurang minatnya karena takut dimarahi kalau-kalau ia melakukan
sesuatu yang ternyata dilarang orang
tuanya. Akhirnya anak yang semula aktif menjadi anak yang pasif, dan akhirnya
perkembangannya melambat.
Faktor
lain yang berpengaruh adalah perubahan sikap dari orang tuanya, di saat si anak
memiliki adik. Si sulung dituntut untuk
jadi panutan bagi sang adik. Terhadap sang adik yang baru lahir, biasanya sikap
orang tuanya tidak sama seperti waktu si sulung masih sendiri. Kekuatiran orang
tua sudah berkurang, dan sang adik memperoleh lebih banyak kebebasan.
Selain
dari orang tua, kakak dari seorang anak juga turut mempengaruhi perkembangan
anak. Dengan adanya seorang kakak, bagi sang adik bisa menjadi pemacu untuk
berkompetisi dan berusaha untuk menyainginya. Namun sebaliknya, bisa juga si
adik bisa menjadi manja, sebab selalu terlindungi oleh kakaknya. Seorang adik
bungsu yang bedanya jauh dengan kakaknya, kadangkala akan dibiarkan memiliki
ketergantungan yang berlebihan terhadap kakak-kakaknya, atau terhadap orang
tuanya.
“Umur
5 – 6 tahun”
Usia
ini adalah usia sekolah awal. Anak mulai masuk Taman Kanak-kanak. Ia memulai
untuk berusaha berdiri sendiri di dunia luarnya. Ia tidak lagi berada di sisi
ibunya terus-menerus. Di TK ia akan mulai berlatih berbagai keterampilan.
Kemampuan melihat, menerima pengertian, berpikir, berbahasa, yang masih
sederhana akan dikembangkan dengan berhadapan langsung dengan dunia luar. Hal-hal yang dialaminya secara langsung akan
semakin banyak dan semakin bervariasi.
Aktifitasnya
akan meningkat, dan porsi waktu yang semula ia habiskan dalam rumah saja
bergeser menjadi banyak di luar rumah. Dan ia juga akan melihat dunia yang
melibatkan lebih banyak orang, dengan berbagai perilakunya. Di sinilah
orang tua sering menjadi cemas, sebab
khawatir perilaku orang lain akan
memberi pengaruh yang tidak baik bagi anak.
Dalam
proses mengasah ketrampilan ini, setiap anak memiliki kecepatan yang
berbeda-beda, walaupun anak itu sebenarnya normal. Di sinilah peran ibu / orang
tua cukup besar. Kadang kala ibu merasa cemas dan “senewen” melihat anaknya
kurang cepat dibanding anak lain, dan akhirnya menyuruh anak untuk lebih cepat.
Ini kadang malah berakibat anak menjadi
semakin tegang dan bertentangan dengan ibunya.
Hal
lain yang sering dilakukan ibu adalah mengambil alih tugas mengerjakan pekerjaan rumah atau prakarya yang diberikan
gurunya. Pengambilalihan ini bisa juga berupa menyuruh kakaknya yang lebih
besar untuk mengerjakannya. Memang akhirnya si anak akan mengumpulkan hasil
karya yang baik, mungkin malah paling baik di kelasnya, dan memperoleh nilai
yang tinggi, akan tetapi hal ini sebenarnya malah berakibat tidak baik bagi
perkembangan anak. Anak akan menjadi tidak bertambah terampil (malah ibu atau
kakaknya yang tambah terampil), dan secara tidak sadar akan menanamkan pada
anak bahwa ia tidak perlu repot-repot
karena akan selalu dibantu ibunya.
Fungsi sekolah yang bertujuan untuk membentuk tanggung jawab, kewajiban,
dan keterampilan pun tidak tercapai
sebagaimana direncanakan. Hal yang mungkin terjadi juga, si anak dapat menjadi
terbiasa menyalahgunakan kasih ibunya itu dengan berlambat-lambat dalam
melakukan suatu tugas, dengan harapan akan diambil alih oleh ibunya.
IV. Tahap-tahap Pertumbuhan dan
Perkembangan
Terdapat
variasi yang besar, tetapi setiap anak akan melalui suatu "milestone"
yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap tahap mempunyai ciri
tersendiri .Menutur Hasil Rapat Kerja UKK pediatric Sosial di Jakarta, yaitu :
- Masa Toddler : usia 1 – 3 tahun
- Masa Pra Sekolah : Usia 3 – 6 tahun
- Masa Sekolah : Usia 6 – 18/20 tahun
a. Masa Pra remaja : usia 6 – 10 tahun
b. Masa Remaja :
- Masa remaja dini à
wanita usia 8 – 13 tahun dan
Pria usia 10 – 15 tahun
- Masa temaja lanjut à
Wanita usia 13 – 18 tahun dan
Pria usia 15 – 20 tahun
Daftar
Pustaka
- www.google.com/Majalah “Anakku” edisi 4, tahun 2000.
- www.google.com/Andi
Yudianto tag:blogger.com
- Yusuf LN,Syamsu.2004.Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
- Desmita.2007.Psikologi
Perkembangan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar