Sebelum
kita mengkaji lebih jauh mengenai salah satu permainan tradisional Indonesia
yang sifatnya non kompetitif, kita lihat sebagian besar permainan baik yang
tradisional maupun yang modern itu memiliki nilai atau bersifat kompetitif,
yang tujuan akhir dari permainannya itu ada pihak yang kalah dan ada pihak yang
menang. Namun, permainan kompetitif sebenarnya menurut saya tidak buruk jika
dimainkan oleh anak, karena dengan permainan tersebut, anak akan belajar yang
namanya sportifitas dalam bermain dan melatih anak untuk berusaha keras agar
mencapai keberhasilan. Tapi kali ini saya khusus akan membahas permainan
tradisional Indonesia yang bersifat non kompetitif dan kaitannya dalam
mengembangkan aspek sosial dan emosional anak.
Sebuah permainan dikatakan non kompetitif, artinya tidak ada
unsur persaingan di dalam permainan tersebut, dan yang juga berarti tidak ada
yang menang ataupun yang kalah didalamnya. Lalu jika kita kaitkan dengan
pendapat saya sebelumnya, apakah hal itu berarti juga bahwa permainan non
kompetitif itu tidak dapat melatih sportifitas anak dan tidak melatih anak
untuk berusaha keras untuk mencapai keberhasilan? Tentu saja jawaban tidak
juga, karena tiap permainan saya rasa memiliki tujuan dan maksud yang ingin
dicapai secara tersendiri. Untuk permainan yang sifatnya non kompetitif, bisa
kita lihat meski tidak secara eksplisit memperlihatkan sportifitas, namun ada
aspek-aspek perkembangan anak yang dapat distimulasi dengan permainan tersebut.
Salah satu permainan tradisional Indonesia non kompetitif
yang dapat menstimulasi aspek perkembangan anak, yaitu permainan “Dadagangan”. Sesuai dengan arti “Dadagangan” itu sendiri dalam bahasa
Indonesia, yaitu dagang-dagangan, inti permainan ini juga merupakan kegiatan
anak yang berpura-pura sebagai pedagang dan pembelinya. Penjelasan lebih lanjut
terkait dengan permainan ini, adalah sebagai berikut :
v Hakikat Permainan “Dadagangan”
:
à termasuk kedalam salah satu bentuk
dari role play atau bermain peran,
ada yang jadi penjual, pembeli, dsb.
à salah satu permainan tradisional
yang hampir di setiap daerah di Indonesia mengenal permainan ini, meskipun
dengan nama yang berbeda-beda, dan tentu saja aturan permainannya yang berbeda.
Hal ini juga yang menyulitkan jika kita ingin tahu “dari manakah permainan ini
berasal dan dimana pertama kalinya permainan ini dimainkan?”
v Deskripsi permainan “Dadagangan”
:
Mungkin dapat dikatakan aturan dalam
permainan ini adalah aturan bebas, mengapa? Karena aturan yang digunakan dalam
permainan ini adalah bebas, tergantung dari pemain atau siapa yang memainkan
permainan ini. Oleh karena itu, saya disini akan mencoba menggambarkan
permainan “Dadagangan” yang dilakukan
oleh seorang anak dihadapan saya langsung. Kejadian ini terjadi di suatu pagi,
ketika seorang anak perempuan bernama Naia yang berusia + 2 tahun, yang
rumahnya tidak jauh dari rumah saya sedang bermain di rumah saya.
Nanay biasa kami memanggilnya,
langsung mengambil alat timbangan yang kebetulan ada di ruang tamu karena habis
dipakai oleh ayah saya, kemudian dia mengambil buah-buahan magnetik yang ada di
pintu kulkas saya dan menumpahkannya ke dalam wadah timbangan, setelah itu dia
meminta kresek kepada saya, dan saya pun memberikannya, kemudian sebelum nanay
memulai aksinya, dia mengambil sebuah kursi plastik kecil berwarna merah, yang
kemudian dia duduki di sebelah timbangan. Lalu permainanpun dimulai, tanpa
basa-basi, dengan cerewetnya nanay menawarkan barang dagangannya kepada saya,
ingin saya tertawa karena tidak tahan melihat tingkah polah nanay yang lucu dan
sudah bak pedagang profesional di pasar, karena nanay merayu saya untuk membeli
dagangannya dan menawarkan saya macam-macam variasi dari dagangannya, jadi
contoh : nanay kan menjadi penjual buah, nah selain itu dia juga menawarkan
sambal untuk buah yang dia jual. Mungkin itu sedikit ilustrasi dari permainan “Dadagangan” ini.
Dari ilustrasi tersebut, ada beberapa hal yang dapat kita
simpulkan dari permainan “Dadagangan”,
yaitu sebagai berikut :





v Kaitan permainan “Dadagangan”
dengan aspek perkembangan anak :
Sedikit bahasan ini sudah terulas di penjelasan di atas, yaitu
bahwa dari permainan “Dadagangan” ini
ada beberapa aspek perkembangan anak yang dapat terstimulasi. Diantaranya :





Dan
masih banyak aspek lain yang terintegrasi dan dapat dikembangkan dengan permainan
tradisional ini.
Secara garis besar, permainan non
kompetitif “Dadagangan” ini memiliki
kekhasannya tersendiri dan menyenangkan untuk anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar