Minggu, 21 Februari 2016

Permainan Tradisional Indonesia Non Kompetitif (Dadagangan)

Sebelum kita mengkaji lebih jauh mengenai salah satu permainan tradisional Indonesia yang sifatnya non kompetitif, kita lihat sebagian besar permainan baik yang tradisional maupun yang modern itu memiliki nilai atau bersifat kompetitif, yang tujuan akhir dari permainannya itu ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang. Namun, permainan kompetitif sebenarnya menurut saya tidak buruk jika dimainkan oleh anak, karena dengan permainan tersebut, anak akan belajar yang namanya sportifitas dalam bermain dan melatih anak untuk berusaha keras agar mencapai keberhasilan. Tapi kali ini saya khusus akan membahas permainan tradisional Indonesia yang bersifat non kompetitif dan kaitannya dalam mengembangkan aspek sosial dan emosional anak.
Sebuah permainan dikatakan non kompetitif, artinya tidak ada unsur persaingan di dalam permainan tersebut, dan yang juga berarti tidak ada yang menang ataupun yang kalah didalamnya. Lalu jika kita kaitkan dengan pendapat saya sebelumnya, apakah hal itu berarti juga bahwa permainan non kompetitif itu tidak dapat melatih sportifitas anak dan tidak melatih anak untuk berusaha keras untuk mencapai keberhasilan? Tentu saja jawaban tidak juga, karena tiap permainan saya rasa memiliki tujuan dan maksud yang ingin dicapai secara tersendiri. Untuk permainan yang sifatnya non kompetitif, bisa kita lihat meski tidak secara eksplisit memperlihatkan sportifitas, namun ada aspek-aspek perkembangan anak yang dapat distimulasi dengan permainan tersebut.
Salah satu permainan tradisional Indonesia non kompetitif yang dapat menstimulasi aspek perkembangan anak, yaitu permainan “Dadagangan”. Sesuai dengan arti “Dadagangan” itu sendiri dalam bahasa Indonesia, yaitu dagang-dagangan, inti permainan ini juga merupakan kegiatan anak yang berpura-pura sebagai pedagang dan pembelinya. Penjelasan lebih lanjut terkait dengan permainan ini, adalah sebagai berikut :
v  Hakikat Permainan “Dadagangan” :
à termasuk kedalam salah satu bentuk dari role play atau bermain peran, ada yang jadi penjual, pembeli, dsb.
à salah satu permainan tradisional yang hampir di setiap daerah di Indonesia mengenal permainan ini, meskipun dengan nama yang berbeda-beda, dan tentu saja aturan permainannya yang berbeda. Hal ini juga yang menyulitkan jika kita ingin tahu “dari manakah permainan ini berasal dan dimana pertama kalinya permainan ini dimainkan?”

v  Deskripsi permainan “Dadagangan” :
            Mungkin dapat dikatakan aturan dalam permainan ini adalah aturan bebas, mengapa? Karena aturan yang digunakan dalam permainan ini adalah bebas, tergantung dari pemain atau siapa yang memainkan permainan ini. Oleh karena itu, saya disini akan mencoba menggambarkan permainan “Dadagangan” yang dilakukan oleh seorang anak dihadapan saya langsung. Kejadian ini terjadi di suatu pagi, ketika seorang anak perempuan bernama Naia yang berusia + 2 tahun, yang rumahnya tidak jauh dari rumah saya sedang bermain di rumah saya.
            Nanay biasa kami memanggilnya, langsung mengambil alat timbangan yang kebetulan ada di ruang tamu karena habis dipakai oleh ayah saya, kemudian dia mengambil buah-buahan magnetik yang ada di pintu kulkas saya dan menumpahkannya ke dalam wadah timbangan, setelah itu dia meminta kresek kepada saya, dan saya pun memberikannya, kemudian sebelum nanay memulai aksinya, dia mengambil sebuah kursi plastik kecil berwarna merah, yang kemudian dia duduki di sebelah timbangan. Lalu permainanpun dimulai, tanpa basa-basi, dengan cerewetnya nanay menawarkan barang dagangannya kepada saya, ingin saya tertawa karena tidak tahan melihat tingkah polah nanay yang lucu dan sudah bak pedagang profesional di pasar, karena nanay merayu saya untuk membeli dagangannya dan menawarkan saya macam-macam variasi dari dagangannya, jadi contoh : nanay kan menjadi penjual buah, nah selain itu dia juga menawarkan sambal untuk buah yang dia jual. Mungkin itu sedikit ilustrasi dari permainan “Dadagangan” ini.
Dari ilustrasi tersebut, ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan dari permainan “Dadagangan”, yaitu sebagai berikut :
*      Permainan ini dapat dimainkan minimal oleh dua orang anak, meski tidak menutup kemungkinan ada anak yang senang melakukan permainan ini seorang diri (monolog).
*      Material yang dibutuhkan dalam permainan ini sangat kondisional, tergantung dimana anak itu berada dan apa saja yang ada, semua dapat dijadikan barang dagangan oleh anak.
*      Proses permainannya adalah tergantung dari pemainnya, jadi pemainnya yang membuat aturan main atau mungkin aturan jual belinya.
*      Biasanya permainan ini berjalan secara natural dan apa adanya.
*      Dan yang menjadi faktor utama mengapa permainan “Dadagangan” ini termasuk kedalam permainan non kompetitif, yaitu tidak ada pihak yang kalah dan menang dalam permainan ini, tiap pemainnya dapat bergantian untuk “siapa yang jadi pedagangnya?” Atau “siapa yang jadi penjualnya?”.

v  Kaitan permainan “Dadagangan” dengan aspek perkembangan anak :
Sedikit bahasan ini sudah terulas di penjelasan di atas, yaitu bahwa dari permainan “Dadagangan” ini ada beberapa aspek perkembangan anak yang dapat terstimulasi. Diantaranya :
*      Aspek Sosial à jelas, karena pada permainan ini anak-anak melakukan interaksi sosial dengan teman sepermainannya.
*      Aspek emosional à anak-anak belajar bagaimana sabar melayani pembeli, menanamkan nilai toleransi kepada temannya dengan bergantian peran pembeli dan penjual.
*      Aspek bahasa à permainan “Dadagangan” ini adalah permainan yang menjadikan bahasa sebagai komponen utama dalam proses keberlangsungan permainan ini, karena interaksi yang dilakukan penjual dan pembeli itu menggunakan bahasa.
*      Aspek kognitif à anak-anak belajar konsep bilangan dan operasi matematika sederhana.
*      Aspek fisik motorik à permainan ini sekalipun tidak menuntut untuk melakukan aktifitas motorik , namun dalam prosesnya, disadari atau tidak, anak-anak melatih motorik halusnya dengan menggenggam barang dagangannya (misalkan buah-buahan magnet,dsb), dan dengan gerakan-gerakan spontanitas, seperti membuka plastik, dll.
Dan masih banyak aspek lain yang terintegrasi dan dapat dikembangkan dengan permainan tradisional ini.

            Secara garis besar, permainan non kompetitif “Dadagangan” ini memiliki kekhasannya tersendiri dan menyenangkan untuk anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar